Jumat, 27 Juli 2012
Materi Bahasa Indonesia Kelas IX semester Ganjil
2.2 Melaporkan berbagai peristiwa
3.1 Membedakan fakta dan opini
1.1 Simpulan isi dialog
1.2 Mengomentari pedapat narasumber
Ulangan harian ke-1
2.1 Mengkritik dan memuji berbagai karya
4.1 Menulis iklan baris
5.1 Menentukan tema dan pesan syair
5.2 Analisis unsur-unsur syair
Ulangan harian ke-2
Remedial
7.1 Tema, latar, dan penokohan cerpen
7.2 Analisis nilai-nilai kehidupan
6.1 Menceritakan isi cerpen
8.1 Menulis naskah dialog dari kutipan cerpen
8.2 Menulis cerpen dari pengalaman
Ulangan harian ke-3
3.2 Menemukan informasi dari buku berindeks
4.2 Meresensi buku pengetahuan
4.3 Menyunting
6.2 Musikalisasi puisi
Ulangan harian ke-4
Remedial
Unsur yang Dinilai Dalam Melaporkan Peristiwa
1. Kelengkapan unsur cerita (5W+1H / adik simba)
2. Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi
3. Keefektifan kalimat
4. Ketepatan pilihan kata
5. Ekspresi
6. Penampilan (ke-PD-an)
Minggu, 08 April 2012
Senin, 19 Maret 2012
Resensi Buku
Kerangka Karangan Resensi Buku
- Fisik Buku
- Judul Resensi
- Paragraf Pendapat Penulis Resensi mengenai hal yang dibahas dalam buku yang akan diresensi
- Paragraf Informasi Ringkasan isi buku
- Paragraf Kelebihan dan Kekurangan Buku yang diresensi ( fisik atau isi)
Contoh Resensi Buku
Judul
Buku : akankah INDONESIA
tenggelam akibat PEMANASAN GLOBAL?
Pengarang : Gatut Susanta dn Hari Sutjahja
Penerbit : PENEBAR plus+
Halaman : IV + 84
Tahun : 2008 (Cetakan III)
Selamatkan Indonesia dari Pemanasan
Global
Pemanasan global adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan naiknya temperatur pada atmosfer, air laut, dan daratan. Hal ini diakibatkan oleh gas rumah kaca yang memenuhi atmosfer. Gas ini menahan panas dari bumi yang akan dikeluarkan ke luar angkasa sehingga panas kembali lagi ke bumi.
Seluruh isi bumi sudah
merasakan dampak yang sama mulai dari kutub utara sampai kutub selatan, tidak
terkecuali negeri tercinta kita Indonesia. Manusia, tumbuhan, dan hewan juga
ikut merasakan dampaknya. Dampak yang sudah terlihat adalah naiknya permukaan
air laut, mencairnya air laut, dan menurunnya jumlah hewan yang tinggal di
daerah dingin.
Menghadapi situasi ini,
negara kita, Indonesia tidak tinggal diam. Usaha mengatasi pemanasan global di
negara kita, di antaranya menggunakan gas metana sebagai sumber utama energi
listrik dan peremajaan kendaraan yang sudah lebih dari 15 tahun.
Buku tipis ini,
mengingatkan dan menasihati kita akan pemanasan global dan dampaknya. Di
dalamnya memuat faktor-faktor penyebab pemanasan global di segala faktor yang
nyata dan dengan contoh yang mudah ditemukan di sekitar kita. Dilengkapi pula
dengan gambar-gambar yang nyata yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
Pun, memberikan solusi yang mudah dilakukan oleh bangsa kita khususnya dan
disertai dengan contoh-contoh yang pernah dilakukan.
Selain tipis untuk
menghindari kebosanan dan rasa jenuh membaca, kelebihan buku ini di anataranya
gambar pada sampul terkesan “heboh” dengan warna-warna menyala sehingga membuat
pembaca tertarik untuk melihat isinya. Kertas sampul bertekstur halus sehingga
membuat buku ini terkesan elegan. Juga, menggunakan kertas pada isi buku
berwarna putih dan bersih membuat pembaca membaca dengan nyaman.
Namun, sebagai sebuah
informasi, bahasa yang digunakan lebih bersifat teoritis, terkesan seperti
sebuah buku paket pelajaran sekolah biasa. Selain itu, jenis kertas yang
dipakai tidak sama antara kertas yang hanya berisi tulisan dengan kertas yang
berisi gambar-gambar terkesan ‘mengirit’.
Fakta dan Pendapat
Fakta
Pernyataan
yang berisi informasi / data
yang kebenarannya sudah teruji atau
dapat dibuktikan (dalam iklan berupa
data fisik)
Pendapat / Opini
Pernyataan
yang berisi imbauan, dapat berupa perasaan, penilaian, atau perkiraan yang kebenarannya
masih diragukan
Fakta dalam iklan kolom tersebut, yaitu:
1.Hubungi kami di…
2.Wisma Kadel…
Pendapat dalam iklan kolom tersebut, yaitu:
1.Belajar bahasa Inggris begitu terasa membosankan dan monoton ?
2.Yang lain mengajarkan bahasa Inggris kami membuat Anda bicara
3.Kami beda karena kami peduli
4.Tanpa harus hadir di kelas
5.Dibimbing oleh pengajar yang handal dan profesional
6.Tanpa keterikatan waktu dan tempat
7.Sangat sesuai bagi tua dan muda
musikalisasi puisi
Musikalisasi
Puisi
(tidak mengurangi atau menambah makna syair)
(tidak mengurangi atau menambah makna syair)
•
Mengiringi
puisi dengan musik yang sudah ada
•
Mengiringi puisi dengan musik ciptaan sendiri
•
Melagukan
puisi dengan musik yang sudah ada
•
Melagukan puisi dengan musik ciptaan
•
Sebagian
puisi sebagian dilagukan dengan musik yang sudah ada
•
Sebagian puisi sebagian dilagukan dengan musik ciptaan
Sahabat
Karya : Fairuza Alief IX - I
Pertama kali kita bertatap muka
Saling mengerti satu sama lain
Mengenal karakter masing-masing
Mengakrabkan diri jadi teman sejati
Pertama kali kita bercanda tawa
Tertawa terbahak-bahak bersama
Hanya karena lelucon biasa
Tapi sejuk hilangkan lara
Pertama kali kita bermain bersama
Dibawah sengatan matahari yang panas
Tapi tak terasa apa apa
Karena kita selalu bersama
Pertama kali kita berlari bersama
Dikejar satpam yang menggila
Mengejar kami sekuat tenaga
Tapi kami tak terkalahkan
Pertama kali aku menangis sendirian
Ketika engkau hilang entah kemana
Ditelan dimensi bernama waktu
Tanpa sebab tak tinggalkan jejak
Wahai sahabat
Dengarkanlah hati kecil temanmu
Yang menunggu kau dengan air mata
Yang merindukanmu siang malam
Karya : Fairuza Alief IX - I
Pertama kali kita bertatap muka
Saling mengerti satu sama lain
Mengenal karakter masing-masing
Mengakrabkan diri jadi teman sejati
Pertama kali kita bercanda tawa
Tertawa terbahak-bahak bersama
Hanya karena lelucon biasa
Tapi sejuk hilangkan lara
Pertama kali kita bermain bersama
Dibawah sengatan matahari yang panas
Tapi tak terasa apa apa
Karena kita selalu bersama
Pertama kali kita berlari bersama
Dikejar satpam yang menggila
Mengejar kami sekuat tenaga
Tapi kami tak terkalahkan
Pertama kali aku menangis sendirian
Ketika engkau hilang entah kemana
Ditelan dimensi bernama waktu
Tanpa sebab tak tinggalkan jejak
Wahai sahabat
Dengarkanlah hati kecil temanmu
Yang menunggu kau dengan air mata
Yang merindukanmu siang malam
Minggu, 18 Maret 2012
Pidato dan Surat Pembaca
Kerangka Teks Pidato
Pendahuluan
salam pembuka, sapaan hormat, puji syukur,
(ucapan terima kasih)
Isi
pembuka, isi, penutup (kesimpulan,
harapan-harapan)
Penutup
mohon maaf, (ucapan terima kasih), salam
penutup
Surat Pembaca
Contoh
Krisis Guru Bahasa Indonesia
Dunia pendidikan kita sekarang minim guru
bahasa Indonesia. Hal ini karena kurangnya minat para peserta didik untuk
berkecimpung di dunia guru,apalagi guru bahasa Indonesia. Guru bahasa Indonesia
yang terdapat di beberapa sekolah ternyata bukan lulusan jurusan bahasa
Indonesia. Mereka bergelut di dunia bahasa kerena memang benar defisit adanya.
Saya sangat berharap kepada
pemerintah untuk memberikan apresiasi pada kaum guru dan memberikan orientasi
positif kepada bahasa Indonesia sehingga menumbuhkan rasa antusiasme di
kalangan para pelajar.
Henry Wibowo Kembangan, Jakarta Barat
Kerangka
Surat Pembaca
¨ Apa judul surat pembaca
tersebut ?
¨ Krisis guru bahasa Indonesia
¨ Apa saja bagian isi surat
pembaca tersebut ?
¨ Informasi hal tentang judul dan
maksud penulis
¨ Siapakah si penulis dan di mana
alamatnya ?
¨ Henry Wibowo di Kembangan, Jakarta
Barat
Rima / Sajak
Pengertian
Perulangan bunyi yang sama
Contoh :
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Berdasarkan
Letak
• Rima awal
• Rima tengah
• Rima akhir
Berdasarkan
Bunyi
1.Rima Sempurna ;
seluruh sukukata
contoh : malang
palang
2. Rima Tak Sempurna ; sebagian sukukata akhir
contoh ;
pulang
tukang
3. Rima Mutlak ;
seluruh kata
contoh ; mendatang-datang jua
menghilang muncul jua
4. Rima Aliterasi ;
bunyi awal pada tiap kata yang sebaris
contoh ; Bukan beta bijak berperi
5. Rima Asonansi ; vokal yang menjadi rangka
kata
contoh ;
secupak
sesukat
6. Rima Disonansi ; vokal yang menjadi rangka
kata berbunyi berlawanan / konsonan yang sama
contoh ; tindak – tanduk ( i-a / a-u )
Berdasarkan Pola
• Rima Berpeluk ( Rima Paut ) ; a-b-b-a
• Rima Bersilang ( Rima Salib ) ; a-b-a-b
• Rima Rangkai
; a-a-a-a
• Rima Kembar
; a-a-b-b
• Rima Patah ; a-b-a-a-a
Syarat Pantun
• Terdiri
dari 4 baris / larik dalam 1 bait
• Tiap
baris / larik terdiri atas 8 – 12 sukukata
• Dua
baris pertama sampiran, dua baris berikutnya isi
• Pola
rima akhir ; a-b-a-b ( rima silang )
Syarat Syair
• Terdiri
dari 4 baris / larik dalam 1 bait
• Tiap
baris / larik terdiri atas 8 – 12 sukukata
• Semuanya
merupakan isi / cerita
• Pola
rima akhir ; a-a-a-a ( rima rangkai )
Gagasan Pokok
Gagasan Pokok / Ide pokok /Pikiran Utama
Pengertian
Masalah utama yang diceritakan pada sebuah
paragraf/wacana
Contoh :
Ruangan
kelasku sangat bersih. Di lantai tak ada selembar kertas berserakan. Jendelanya
terlihat bening tanpa debu. Tembok kelas catnya terang tanpa ada bekas telapak
kaki menempel.
Gagasan pokok paragraf di atas : Ruang kelasku bersih
Kalimat Utama dan Kalimat penjelas
Kalimat Utama :
kalimat yang mengandung gagasan utama
Kalimat Penjelas :
kalimat yang menjelaskan / mendukung gagasan utama
Letak Kalimat Utama Pada Sebuah Paragraf
- Kalimat pertama (deduktif ; umum-khusus)
- Kalimat terakhir (induktif ; khusus-umum )
- Gabungan kalimat pertama dan terakhir
- Tersebar, semua kalimat penjelas, simpulkan dari hal yang sama
Contoh Kalimat Utama pada kalimat pertama
Ruangan kelasku sangat bersih. Di
lantai tak ada selembar kertas berserakan. Jendelanya terlihat bening tanpa
debu. Tembok kelas catnya terang tanpa ada bekas telapak kaki menempel.
Gagasan pokok paragraf di atas : Ruang kelasku bersih
Contoh Kalimat Utama pada kalimat terakhir
Di lantai kelasku tak ada
selembar kertas berserakan. Jendelanya terlihat bening tanpa debu. Tembok kelas
catnya terang tanpa ada bekas telapak kaki menempel. Pantaslah, kalau ruang
kelasku bersih.
Gagasan pokok paragraf di atas : Ruang kelasku bersih
Contoh gabungan kalimat pertama dan terakhir
Ruangan kelasku sangat bersih. Di
lantai tak ada selembar kertas berserakan. Jendelanya terlihat bening tanpa
debu. Siswa-siswinya selalu bekerja sama. Mereka tak pernah bertengkar. Mereka
terkenal karukunannya.
Gagasan pokok paragraf di atas : Ruang kelasku sangat
bersih dan siswanya terkenal rukun.
Contoh paragraf
tersebar
Hari ini aku bangun kesiangan.
Aku kehabisan lauk sarapan pagi. Bus jemputanku telah meninggalkanku. Bus umum
yang kunaiki penuh sesak, aku berdiri di pintu. Sampai sekolah, aku kena
hukuman membersihkan halaman dan toilet.
Gagasan pokok paragraf di atas : aku sial hari ini
Unsur Intrinsik Prosa dan Majas
Pengertian Prosa
Prosa
Fiksi
(fiction) : cerkan
(cerita rekaan)
Teks
Naratif (narrative text)
Wacana
Naratif (narrative discource)
Fiksi :
karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah (Abram, 1981 :
61), bersifat rekaan/khayalan.
Altenbernd
dan Lewis (1966 : 14) prosa narative yang bersifat imaji naratif, namun
biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan
hubungan-hubungan antarmanusia
Unsur
Intrinsik (Unsur Dalam)
Tema
Amanat
Latar / Setting
Penokohan / Perwatakan
Alur / Plot
Sudut Pandang Penceritaan / SP Pengarang
Gaya Bahasa
Tema
Stanton
(1965:21) menurutnya tema bersinonim dengan ide utama (central
idea) dan tujuan utama (central purpose). Dapat dipandang sebagai
dasar cerita atau masalah utama cerita.
Amanat
Nasihat, nilai-nilai kehidupan yang dapat
dijadikan pedoman dalam kehidupan
Latar / Setting
tempat, waktu, suasana, sosial
Penokohan / Perwatakan
Tokoh Utama : tokoh penting, ditampilkan terus-menerus/mendominasi terus-menerus
Tokoh Tambahan / Sampingan : dimunculkan sekali/beberapa kali
Tokoh Protagonis : menerapkan nilai-nilai ideal bagi kita/harapan kita
Tokoh Antagonis : penyebab konflik, jahat
Tokoh Tritagonis : penengah, pendamai
Teknik Pelukisan Watak Tokoh
Teknik
Ekspositoris / analitis/langsung : pelukisan tokoh dengan memberikan deskripsi,
uraian, atau penjelasan langsung.
Contohnya
Ia
sudah lebih dari separuh baya, tua umur—tetapi badannya masih muda rupanya. Ia
pantang berbohong, perkataannya benar. Rumahnya bagus, lebih daripada
sederhana
Teknik
Dramatik / Tak Langsung
Teknik cakapan / dialog tokoh
Teknik pikiran dan perasaan / arus kesadaran
Teknik reaksi tokoh
Teknik reaksi tokoh lain
Teknik pelukisan latar
Teknik pelukisan fisik
Alur / Plot
Stanton
(1965:14) plot adalah cerita urutan kejadian, dihubungkan secara sebab akibat,
peristiwa yang satu disebkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Konflik
Sesuatu
yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi / dialami oleh tokoh
Pertarungan
antara dua kekuatan dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan
Klimaks
Konflik telah mencapai
intensitas tertinggi dan tidak dapat dihindari / puncak masalah
Nasib tokoh utama cerita
akan ditentukan
Tahapan
Alur
A.
Situation /
Pengenalan
B.
Generating Circumstances / Pemunculan Konflik
C.
Rising Action /
Peningkatan Konflik
D.
Climax / Klimaks
E.
Denoument / Penyelesaian
Macam
Alur
- Alur lurus / maju / normal : A-B-C-D-E
- Alur sorot balik / flash back / tidak normal : E2-A-B-C-D-E1
- Alur campuran : di luar maju, di dalam ada adegan sorot balik
Sudut
Pandang (Point
of View)
Cara/strategi
pengarang menyajikan tokoh cerita. Persona tokoh utama dalam cerita.
- Sudut pandang persona pertama: “Aku, saya, kami, kita (KG orang pertama)” dapat berposisi : a. “Aku” tokoh utama b. “Aku” tokoh sampingan (membawakan cerita)
- Sudut pandang persona ketiga: “Dia, ia, mereka (KG orang Ketiga)/nama orang” dapat berposisi :a. Pelaku utama b. Mahatahu (tokoh banyak, penulis dapat menjelaskan semuanya (berimbang) /serba tahu) c. pengamat (tokoh banyak, hanya fokus tertentu)
Catatan: Menentukan
sudut pandang pengarang pada bagian bukan dialog
Latihan
…....….
Maka, tiba jugalah hari yang kami nanti-nanti. Pada suatu siang Ratna muncul bersama sang suami. Mereka naik taksi meteran langsung dari hotel tempat mereka menginap di Solo. Atik dan Ratna saling berpelukan dan sempat beberapa saat bertangis-tangisan, sementara saya berkenalan dengan suaminya yang cenderung pendiam.
“Berapa hari akan tinggal di Solo?”
“Empat hari.”
“Cepat sekali?”
“Masih harus ke Surabaya.”
“Bisnis apa?”
“Macam-macam.”
Lalu diam. Suami Ratna kelihatan tidak berminat berbincang berpanjang-panjang, sementara Atik dan Ratna terus berkicau saling berebut membongkar kisah-kisah lama. Sampai sore. ……….
Maka, tiba jugalah hari yang kami nanti-nanti. Pada suatu siang Ratna muncul bersama sang suami. Mereka naik taksi meteran langsung dari hotel tempat mereka menginap di Solo. Atik dan Ratna saling berpelukan dan sempat beberapa saat bertangis-tangisan, sementara saya berkenalan dengan suaminya yang cenderung pendiam.
“Berapa hari akan tinggal di Solo?”
“Empat hari.”
“Cepat sekali?”
“Masih harus ke Surabaya.”
“Bisnis apa?”
“Macam-macam.”
Lalu diam. Suami Ratna kelihatan tidak berminat berbincang berpanjang-panjang, sementara Atik dan Ratna terus berkicau saling berebut membongkar kisah-kisah lama. Sampai sore. ……….
Gaya Bahasa / Majas
Majas Perbandingan
- Metafora
Membandingkan
satu hal dengan hal lain yang memiliki sifat yang sama.
Contoh: Dewi
malam telah keluar dari peraduannya.
(dewi malam
= bulan)
- Personifikasi
Benda
mati diumpamakan dapat bergerak seperti bernyawa.
Contoh:
Bulan tersenyum menyaksikan kebahagian kami.
- Asosiasi
Perumpamaan,
dengan ciri memakai kata seperti, bagai, bak, dll.
Contoh: Mukanya pucat bagai mayat/bulan kesiangan.
- Simbolik
Menggunakan
benda lain sebagai simbol atau perlambang.
Contoh:
bunglon, lambang orang yang tak
berpendirian tetap
5. Metonimia
Menggunakan ciri khas dari benda yang dimaksud.
Contoh: Dia datang menaiki kijang baru.
6. Litotes
Menggunakan kata yang berlawanan dengan yang dimaksud untuk merendahkan diri.
Contoh: Mampirlah ke gubuk kami.
7. Sinekdokhe
a. Pars pro toto ( sebagian untuk seluruh)
Contoh: Dia membeli tiga ekor lembu.
B. Totem pro parte (seluruh untuk sebagian)
Contoh: Indonesia menjuarai lomba mendayung.
8. Eufimisme
Ungkapan pelembut / konotasi positif / makna halus.
Contoh: Mohon izin ke belakang sebentar.
9. Hiperbolisme
Ungkapan pengeras, memberikan pengertian lebih hebat.
Contoh: Harga kebutuhan pokok melambung tinggi/ mencekik leher.
Menggunakan ciri khas dari benda yang dimaksud.
Contoh: Dia datang menaiki kijang baru.
6. Litotes
Menggunakan kata yang berlawanan dengan yang dimaksud untuk merendahkan diri.
Contoh: Mampirlah ke gubuk kami.
7. Sinekdokhe
a. Pars pro toto ( sebagian untuk seluruh)
Contoh: Dia membeli tiga ekor lembu.
B. Totem pro parte (seluruh untuk sebagian)
Contoh: Indonesia menjuarai lomba mendayung.
8. Eufimisme
Ungkapan pelembut / konotasi positif / makna halus.
Contoh: Mohon izin ke belakang sebentar.
9. Hiperbolisme
Ungkapan pengeras, memberikan pengertian lebih hebat.
Contoh: Harga kebutuhan pokok melambung tinggi/ mencekik leher.
Majas Sindiran
- Ironi
Sindiran halus,
menyatakan sebaliknya dari yang sebenarnya.
Contoh: “ Hei,
hampir engkau kesiangan “, kata guru kepada siswa yang datang terlambat.
- Sinisme
Sindiran lebih
kasar dari ironi.
Contoh: Muntah
aku melihat perangaimu.
- Sarkasme
Sindiran kasar,
terkadang memberi gelar yang tak baik.
Contoh: “ Cih,
mukamu yang seperti monyet itu, jijik aku melihatnya .“
Majas Penegasan
- Pleonasme
Penegasan,
tetapi terasa mubazir.
Contoh: Dia
turun ke bawah.
- Repitisi
Mengulang kata
untuk menegaskan arti.
Contoh: Selama
nafasku...,selama darah..., selama..., dan selama...aku tak akan berhenti.
- Paralelisme
Pengulangan
kata dalam puisi.
Anafora ;
pengulangan kata pada setiap awal larik
Epifora ;
pengulangan kata pada setiap akhir larik
- Klimaks
Contoh:
Bukan hanya seribu, sejuta, semiliar aku beri.
- Antiklimaks
Contoh:
Jangankan semiliar, sejuta, seribu, seperakpun aku tak punya.
6. Inversi
Predikat mendahului subyek.
Contoh: Pergi kau!
7. Retoris
Pertanyaan yang tak menghendaki jawaban.
Contoh: Siapa yang tak ingin naik kelas?
Predikat mendahului subyek.
Contoh: Pergi kau!
7. Retoris
Pertanyaan yang tak menghendaki jawaban.
Contoh: Siapa yang tak ingin naik kelas?
Majas Pertentangan
- Paradoks
Contoh: Dia
kaya, tetapi miskin. (kaya harta, miskin ilmu)
- Antitesis
Menggunakan
paduan kata berlawanan dengan urut.
Contoh: Tua
muda, besar kecil, pria wanita hadir di pesta itu.
Senin, 27 Februari 2012
Minggu, 26 Februari 2012
contoh soal essay
Essay 5 soal
1. Membuat puisi bebas sesuai ilustrasi
Suatu hari aku dipanggil kepala sekolah,
ternyata aku diberi hadiah karena berhasil meraih nilai tertinggi sewaktu TO.
Aku sangat senang karena hadiah tersebut cocok untuk hadiah yang akan kuberikan
untuk ibu.
Kejutan untuk Ibu
Hari ini
Hadiah tuk ibu kan terwujud
Melalui nilai TO
Kuraih hadiah itu
Beasiswa
Yang kan meringankan beban ibu
2. Menulis berita (5w+1H) sesuai ilustrasi
Sebuah pohon tumbang saat pulang sekolah,
tidak ada korban.
Hari Kamis, 23 Februari 2012 sebuah pohon
tumbang sekitar pukul 15.00. Peristiwa tersebut terjadi di depan halte Polres.
Jakarta Utara. Diduga angin kencang yang menyebakannya. Pada saat tumbang .
tidak ada orang di halte tersebut sehingga tidak ada korban.Menurut saksi mata
pohon tersebut sudah tua.
3. Menulis surat pembaca sesuai data
Data kantin sekolah:
-
Lantai kotor
-
Wastafel
tidak mengalir
Fasilitas Kantin Rusak
Pada saat istirahat, kami melihat keadaan kantin yang
sangat mengecewakan. Lantai kantin terlihat sangat kotor. Air di wastafel tidak
mengalir.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan kepada petugas
kebersihan untuk lebih memperhatikan kebersihan lantai dan perbaikan wastafel.
Jeremi
Kelas 9.6
4. Menyadur cerpen ke naskah drama
-
Latar
-
Dialog sesuai cerpen, tulis seperti naskah drama
(kutip dua)
-
Kalau ada bentuk laku / emosional pakai tanda kurung
5. Naskah bagian pidato perpisahan kelas 9
Bagian pembuka / isi/ penutup
Pembuka:
Selamat pagi
Yth. Kepala Sekoalah , wakil kepala
sekolah, staf. guru dan karyawan, serta teman-teman yang saya banggakan.
Marilah kiota panjatkan puji syukur
kehadirat Tuhan YME karena-Nya kita bisa berkumpul di sini tanpa halangan sesuatu apapun. Terima kasih ,
saya ucapkan atas kesempatan yang diberikan pada saya untuk menyampaikan pidato
mewakili kelas 9.
Skor Penilaian
1.
Kesesuaian
teks puisi dengan ilustrasi, skor tertinggi 10
Indikator
|
Skor
|
Sangat
sesuai sekali
|
10
|
Sesuai
|
8
|
Cukup sesuai
|
6
|
Kurang sesuai
|
4
|
Tidak sesuai
|
2
|
2.
Kesesuaian teks berita dengan ilustrasi dan
lengkap unsurnya, skor tertinggi 10
Indikator
|
Skor
|
Sangat
sesuai sekali dan lengkap
|
10
|
Sesuai dan lengkap
|
8
|
Cukup sesuai dan lengkap
|
6
|
Kurang sesuai dan lengkap
|
4
|
Tidak sesuai dan lengkap
|
2
|
3.
Kesesuaian teks drama dengan kutipan cerpen
serta teknik penulisannya, skor tertinggi 10
Indikator
|
Skor
|
Sangat
sesuai sekali dan teknik penulisannya
|
10
|
Sesuai dan teknik penulisannya
|
8
|
Cukup sesuai dan teknik penuliasannya
|
6
|
Kurang sesuai dan teknik penulisannya
|
4
|
Tidak sesuai dan dan teknik
penulisannya
|
2
|
4.
Kesesuaian surat pembaca dengan data dan
bentuknya, skor tertinggi 10
Indikator
|
Skor
|
Sangat
sesuai sekali dan bentuknya
|
10
|
Sesuai dan bentuknya
|
8
|
Cukup sesuai dan bentuknya
|
6
|
Kurang sesuai dan bentuknya
|
4
|
Tidak sesuai dan bentuknya
|
2
|
5.
Kesesuaian teks pidato dengan ilustrasi, skor
tertinggi 10
Indikator
|
Skor
|
Sangat
sesuai sekali
|
10
|
Sesuai
|
8
|
Cukup sesuai
|
6
|
Kurang sesuai
|
4
|
Tidak sesuai
|
2
|
Total
skor essay = 50
Langganan:
Postingan (Atom)